MEMAHAMI APERTURE DALAM FOTOGRAFI
Aperture merupakah salah satu dari 3 pilar yang harus kamu pahami ketika menekuni bidang fotografi, selain ISO dan shutter speed. Tidak bisa diragukan lagi bahwa memahami aperture dengan baik dan benar dapat menambah daya tarik tersendiri buat foto anda, karena aperture menambahkan dimensi pada sebuah foto dengan mengaburkan latar belakang agar subjek pemotretan menjadi fokus.
Itulah sebabnya, menyadari bahwa pemahaman yang benar mengenai aperture memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi setiap fotografer dalam menghasilkan gambar yang berkualitas, maka kali ini, foto.co.id ingin berbagi sedikit mengenai ‘Aperture’ dalam fotografi.
1. Apa itu aperture?
Secara sederhana, aperture adalah lubang / bukaan pada lensa yang memungkinkan cahaya masuk / melintas menuju sensor kamera. Aperture akan melebar sehingga memungkinkan cahaya masuk lebih banyak agar bisa berkontraksi saat melakukan pemotretan di waktu siang dimana kondisi / situasi terang. Aperture merupakan salah satu hal yang pertama kali dipikirkan oleh setiap fotografer saat hendak melakukan penyesuaian dengan Depth of Field.
2. Ukuran Aperture – Besar atau Kecil
Irisan atau titik lensa yang mengendalikan atau mengontrol ukuran (diameter) aperture disebut ‘Diafragma’. Satu-satunya tujuan Diafragma adalah untuk memblokir atau menghentikan semua cahaya yang masuk, kecuali cahaya yang menembus aperture. Dalam fotografi, aperture dinyatakan dengan angka F (misalnya f/5.6). Angka F yang dikenal sebagai ‘f-stop’ adalah cara untuk menggambarkan ukuran aperture atau seberapa terbuka atau tertutup sebuah aperture.
F-stop yang lebih kecil berarti memiliki bukaan yang lebih besar, sementara f-stop yang lebih besar berarti memiliki bukaan yang lebih kecil. Banyak orang menganggap bahwa hal ini kelihatan canggung, karena sudah terbiasa dengan memiliki angka yang lebih besar, pasti mewakili nilai yang lebih besar, tapi dalam kasus seperti ini tidak demikian. Sebagai contoh, f/1.4 lebih besar dari f/2.0 dan jauh lebih besar dari f/8.0.
Aperture besar yang berhubungan langsung dengan f-stop kecil, menghasilkan Depth of Field yang kurang tajam (dangkal). Disisi yang lain, aperture kecil atau nomor f-stop besar, menghasilkan gambar dengan Depth of Field yang bagus dan tajam.
Captured with a NIKON D800 and 24-70mm f/2.8 lens @ 24mm, ISO 200, 8/10s, f/22.0
This image has a large DoF. I focused on the rocks about 5m ahead of me. The foreground rocks and the distant clouds are all in focus.
Captured with a NIKON D500 and 17-55mm f/2.8 lens @ 22mm, ISO 200, 1/1600s, f/2.8
This image has shallow DoF. Here I focused on the boxing gloves. They are sharp, but the background is blurred.
3. Apa itu Depth of Field
Depth of Field adalah jarak antara benda terdekat dan terjauh dalam sebuah foto yang nampak tajam.
Berikut ini adalah tampilan 2 sketsa yang akan menggambarkan apa itu Depth of Field sempit dan besar. Dalam 2 sketsa dibawah ini, gambar dengan Depth of Field yang sempit, didapati bahwa hanya sebagian kecil yang menjadi fokus. Sebaliknya, dengan Depth of Field yang besar, pemandangan jauh lebih tajam.
4. Aperture Lensa: Maximum dan Minimum
Setiap lensa memiliki batas seberapa besar atau kecil aperture bisa didapat. Jika kamu melihat spesifikasi lensa yang kamu miliki, sebaiknya perhatikan terlebih dahulu berapa jumlah maximum (f angka terendah) dan minimum (f tertinggi) lensa kamera kamu. Maximum aperture lensa jauh lebih penting daripada minimum, karena ini menunjukan kecepatan lensa.
Lensa yang memiliki aperture f/1.2 atau f/1.4 sebagai aperture maximum dianggap sebagai lensa yang cepat karena bisa melalui lebih banyak cahaya dari pada lensa dengan aperture maximum f/4.0. Itulah sebabnya, lensa dengan aperture besar lebih cocok untuk fotografi dengan cahaya rendah. Aperture minimum tidak begitu penting, karena hampir semua lensa modern setidaknya bisa memberikan f/16 sebagai aperture minimum yang biasanya lebih dari cukup untuk kebutuhan fotografi sehari-hari.
Ada dua jenis lensa, yaitu lensa ‘fixed’ dan ‘zoom’. Sementara lensa zoom memberikan kamu fleksibilitas untuk memperbesar dan memperkecil titik pemotretan tanpa harus bergerak lebih dekat atau jauh dari subjek, lensa fixed hanya memiliki satu focal length. Karena kompleksitas desain optik untuk lensa zoom, banyak konsumen lensa yang memiliki aperture yang bervariasi.
Artinya adalah, ketika kamu melakukan zoom out, maka aperture yang digunakan hanya satu nomor, kemudian ketika kamu zoom in, maka itu akan meningkatkan f-number ke angka yang lebih tinggi. Misalnya, lensa Nikon 18-200mm memiliki aperture maksimum f/3.5 – f/5.6. Ketika kamu zoom in sepenuhnya pada 18mm, maka lensa memiliki aperture f/3.5, sementara saat zoom in pada 200mm, maka lensa memiliki aperture f/5.6
Sumber: foto.co.id
Oke pak
BalasHapusOk pak
BalasHapusokey pak
BalasHapusSiap pak
BalasHapusBaik pak
BalasHapusBaik pak
BalasHapusBaik pak
BalasHapus