EFEK SPESIAL (SPECIAL EFFECT)
Efek Spesial telah membawa dunia baru untuk kita lihat. Hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan seakan menjadi nyata di depan kita. Efek spesial telah merevolusi dunia hiburan. Perkembangan efek spesial sangat mengagumkan. Setiap kali duduk menonton film, kita selalu terkesima dengan efek spesial yang terbaru dan lebih canggih. Kreativitas orang di belakang efek spesial inilah yang memungkinkan semuanya terjadi. Revolusi efek spesial di layar lebar baru saja terjadi, apa Anda hanya menjadi penonton atau ikut serta di dalamnya? Special Effects atau Efek Spesial di dalam bahasa Indonesia, sering disingkat SFX atau SPFX banyak digunakan di dalam dunia film, pertelevisian dan hiburan. Dengan definisi ini, efek spesial tidak cuma terdapat dalam film, seperti yang diketahui masyarakat awam. Efek spesial tidak hanya berwujud gambar, tetapi memiliki pengertian luas. Jadi kalau kita sering melihat pertunjukan musik dengan segala macam sinar laser, kembang api, hal tersebut dapat pula dikategorikan sebagai efek spesial.
Apapun bentuknya, efek spesial digunakan untuk meningkatkan dampak suatu obyek terhadap indera manusia. Obyek tersebut bisa berupa tontonan, gambar, atau pertunjukan. Dengan demikian, diharapkan efek spesial bisa meningkatkan ketertarikan seseorang terhadap obyek tersebut. Efek spesial merupakan kombinasi dari seni dan teknologi. Dari sisi teknologi, tidak cuma penguasaan teknologi yang digunakan, namun juga pengetahuan bagaimana indera manusia menangkap gambaran yang akan diterima oleh otak. Sedangkan sisi seni, berperan tentang bagaimana teknologi tersebut digunakan untuk mencapai hal tersebut. Yang akan dilakukan para ahli efek spesial adalah bagaimana menipu indera manusia, terutama audio-visual, bahwa seakan-akan hal tersebut terjadi.
Misalnya kita ingin membuat efek hujan. Pertama-tama, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana karakteristik hujan yang benar menurut mata manusia. Setelah itu dengan teknologi apapun yang dimiliki, kita berusaha meniru karakteristik hujan tersebut. Yang terpenting bukan seberapa riil wujud hujan tersebut terjadi, tetapi sejauh mana karakteristik hujan dipenuhi. Teknologi yang digunakan bisa bermacam-macam. Yang terpenting adalah bukan seberapa canggih efek hujan tersebut dibuat, tetapi seberapa besar karakteristik hujan tersebut tercapai.
SEJARAH EFEK SPESIAL:
1895
Pada awalnya efek spesial berkembang di dunia sulap dan pertunjukan. Setelah 1895, Lumiere Brothers menemukan sinematografi di Paris, saat itulah efek spesial di dunia film mulai muncul. Di tahun yang sama, saat industri film dimulai, Alfred Clarke membuat film The Execution of Mary Queen of Scots atau The Execution of Mary Stuart (1895), yang diketahui menggunakan teknik efek spesial pertama di dunia. Adegan di dalam film yang menggunakan efek spesial adalah pemenggalan kepala aktris pemeran wanitanya. Saat kepala aktris tersebut akan dipenggal. Kamera dihentikan. Semua aktor diminta diam, tidak bergerak sedikitpun. Pemeran wanita diminta meninggalkan tempatnya dan posisinya digantikan boneka. Selanjutnya kamera dilanjutkan mengambil gambar
pemenggalan kepala boneka. Teknik ini dikenal dengan nama Substitution Shot. Execution of Mary Queen of Scots (1895).
1898
Tahun 1898, pesulap Perancis George Melies memulai membuat film dari aksi sulapnya. Ia menggunakan berbagai teknik seperti, multiple exposure, miniatur dan stop-motion animation. Hal ini menjadikan ia dijuluki “Grandfather of Special Effects”. Ia memproduksi lebih dari 500 film, termasuk La Voyage Dans la, atau A Trip to The Moon (1902). Lune (1902) A Trip to The Moon (1898).
1903
Edwin Porter memulai penggunaan matte untuk menggabungkan dua gambar yang berbeda di dalam film The Great Train Robbery (1903).
1907
Norman O. Dawn menggunakan teknik glass shot. Teknik ini menghemat biaya, karena hanya membangun sebagian set film dan mengisi sisanya dengan lukisan Glass Shot Di tahun 1907, Richard Murphy juga mempelopori penggunaan animatronik, yaitu elang mekanis di dalam The Eagle’s Nest (1907), yang merupakan cikal bakal penggunaan robot yang lebih canggih dalam ET dan Jaws.
1916
Frank Williams menciptakan travelling matte yang bisa membuat karakter yang bergerak digabungkan dengan background lain. Teknik ini selanjutnya disempurnakan sebagai teknik blue-screen.
1925
Willis O’Brient mengerjakan The Lost World (1925) sebagai Technical Director, dimana ia menganimasikan 49 binatang purba seperti Dinosaurus dengan teknik stop motion. Steven Spielberg pun terinspirasi untuk membuat Jurassic Park (1993) dari film ini. Kemudian pada tahun 1933, O’Brient juga mengerjakan Kingkong (1933) yang merupakan teknik stop motion paling detail di jamannya.Image Di tahun 1925, muncul epik terkenal yaitu Ben-Hur(1925). Film ini menggunak hanging miniature, untuk mengisi bagian atas dari coliseum dengan penonton palsu dalam adegan kejar-kejaran kereta kuda yang spektakuler. Ben-Hur (1925).
1928
Linwood G. Dunn mempopulerkan penggunaan optical printer, yang masih digunakan di dalam dunia efek spesial sampai tahun akhir tahun 1990-an, saat komposisi digital mulai mengambil alih.
1968
Setelah masa produksi selama 3 tahun, 2001: A Space Odyssey (1968) muncul. Film ini memunculkan teknologi pertama dari motion control kamera dan teknik slit-scan untuk membuat efek spesial adegan Stargate Sequence. Film ini menetapkan standar baru di dalam dunia efek spesial.
1976
Futureworld (1976) menggunakan 3D CGI pertama kali.
1977
Tahun 1977, Star Wars yang disutradarai George Lucas mengawali teknik penggunaan blue screen yang lebih baik dari sebelumnya. Ia menggunakan komputer (motion-control) untuk perletakkan kamera sehingga sangat presisi untuk mengkomposisikan gambar dalam travelling matte. Sehingga saat film yang sudah diberi efek spesial tetap bersih (dibandingkan dengan teknik blue screen sebelumnya yang lebih blur dan memiliki bercak). The Millenium Falcon – Star Wars (1977).
1982
Film ini merupakan film pertama yang diangkat dari kegilaan terhadap video game. Film ini juga film action pertama yang memiliki lebih dari 20 menit grafis 3D dan animasi komputer. Film ini ditolak sebagai nominasi Academy Awards karena film ini dianggap “curang” karena menggunakan animasi komputer. Tron (1982).
1985
Karakter CG lengkap pertama muncul sebagai besutan Steven Spielberg dalam film Young Sherlock Holmes (1985). Karakter ini seperti ksatria jaman pertengahan yang terbuat dari pecahan kaca jendela. Untuk 30 detik animasi karakter ini dibutuhkan waktu 6 bulan untuk menyelesaikannya.
1991
Melanjutkan film pertamanya, seri kedua sang penghancur Terminator 2: Judgment Day (1991) memiliki 5 setengah menit efek spesial yang dibuat dengan CGI. Setelah era optical printer, semua efek di dalam film ini dibuat dengan komposisi digital. T-1000, cyborg logam cair dalam Terminator 2: Judgment Day.
1993
Tahun 1993, karib George Lucas, yaitu Steven Spielberg, menyutradarai Jurassic Park (1993). Film ini menggunakan CGI (Computer Generated Imagery) untuk menciptakan dinosaurus. Yang dilakukan adalah aktor berakting seakan-akan dinosaurus itu ada. Kemudian film ditransfer secara digital dan dimasukkan ke dalam komputer. Di dalam komputer baru ditambahkan dinosaurus. Teknik
kompositing yang digunakan di dalam film ini merupakan terobosan besar di dalam dunia efek spesial. Selain CGI, film ini juga menggunakan animatronik dinosaurus ukuran raksasa.
1995
Dua tahun kemudian, muncullah film yang seluruhnya dibuat dengan komputer yaitu Toy Story (1995). Di dalam sebuah essay dikatakan bahwa sejak inilah sebuah era dimana penonton semakin tidak mengetahui mana yang nyata dan yang tidak saat menonton sebuah film.
FUNGSI EFEK SPESIAL
Ada beberapa kegunaan penggunaan efek spesial.
1. Efek spesial digunakan untuk memvisualisasikan adegan yang tidak dapat dicapai dengan alat yang biasa, misalnya perjalanan luar angkasa ke planet Mars. Belum pernah ada manusia yang sampai ke planet Mars. Untuk itulah efek spesial digunakan untuk menciptakannya.
2. Efek spesial juga digunakan bila saat menggunakan alat yang beneran malah sangat mahal biayanya. Misalnya apabila kita ingin membuat ledakan yang sangat dahsyat, menghancurkan banyak sekali gedung, mob dan infrastruktur lain. Bila ingin menghemat biaya, efek spesial dapat menjadi andalan.
3. Efek spesial juga digunakan bila penggunaan syuting manusia atau alat beneran akan membahayakan aktor tertentu. Misalnya adegan ledakan, tentu aktor tidak ingin mati konyol waktu membuat film, sehingga ledaka dilakukan oleh efek spesial.
4. Efek spesial juga digunakan untuk meningkatkan kualitas film yang sudah diambil, dengan cara menambahi, mengurangi atau mengubah elemen yang di dalam film. Di dalam rilis terbaru Star Wars Episode VI: Return of The Jedi, tahun 2004. Jika Anda perhatikan ada pengubahan di adegan akhir. Awalnya sebelah Yoda adalah Sebastian Shaw. Kemudian di rilis 2004, Sebastian Shaw digantikan oleh Hayden Christensen (yang memainkan Anakin Skywalker/Darth Vader di Episode II (2002) dan III (2005)).
5. SFX digunakan untuk menvisualisasikan scene yang tidak dapat dieksekusi dengan alat biasa, misalnya neh dalam Film Star Wars, scene peperangan yang terjadi di luar angkasa, atau perjalanan ke planet Mars.
6. SFX digunakan yang ada hubungannya dengan prisip ekonomi yaitu, membuat film dengan hasil yang dahsyat tapi biayanya rendah. Misalnya dalam film INDEPENDENCE DAY, disitu banyak scene ledakan-ledakan gedung dan mobil, kalau harus hancurin and ledakin gedung-gedung di Amerika dan berbagai macam mobil, biayanya mahal Cui. So solusinya ya pakai SFX lah, selain murah, juga mengurangi resiko timbulnya korban jiwa, dan pastinya nggak bikin presiden marah-marah…he..he…
7. SFX digunakan untuk melindungi sang actor, misalnya saat pengambilan scene ledakan. Tentu saja sang actor tidak mau mati konyol kan saat syuting meski dibayar mahal sekalipun. beTul ga?
8. SFX digunakan untuk meningkatkan kualitas film yang sudah diambil, dengan cara menambahi, mengurangi maupun merubah elemen yang ada di film.
Secara trasdisional SFX dibedakan menjadi dua yaitu Optical Effect dan Mechanical Effect, perbedaannya tipis sih, cuma pada waktu penggunaannya saja. Kalau Optical Effect mengacu pada manipulasi gambar setelah syuting, kalau Mechanical Effeet mengacu pada saat gambar diambil.
Special Effect vs Visual Effect
Istilah Special Effect dengan Visual Effect. Visual Effect sebenernya merupakan istilah sub-kategori special effect, dimana gambar dan film dimanipulasi dalam post production. Biasanya Visual Effect berurusan dengan integrasi antara actor dengan CGI( Computer Generated Imagery) atau elemen lain, seperti miniatur getoh. So..efek yang dibuat dengan computer yang masuk dalam proses editing dikenal dengan CGI atau Visual Effect bukan Special Effect.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar