Jumat, 30 Juli 2021

Fungsi User Interface (UI) dalam membangun Desain yang Optimal

 

Image result for user interface

Pengertian User Interface (UI)

User Interface(UI) berfokus pada mengantisipasi apa yang mungkindilakukan oleh pengguna dan memastikan bahwa antarmuka memiliki elemen yang mudah diakses, dipahami, dan digunakan mereka untuk memfasilitasi tindakan tersebut. UI menyatukan konsep-konsep dari desain interaksi, desain visual, dan arsitektur informasi.

User Interface yang baik ialah UI yang tidak memerlukan pelatihan dalam pengoperasiannya, efisien dan user friendly.

User Interface meliputi elemen seperti teks, link, tombol dan gambar untuk membangun sistem desain yang nantinya membentuk User Experience. Ketika kita membahas UI dalam hal Desain Software, Digital, dan Web, Tentunya kita mengarah pada penggunaan Graphic User Interface (GUI) dalam desainnya.

Dalam Desain UX, User Interface dan perilaku pengguna yang dihasilkan adalah hasil akhir dari proses desain. User Interface dapat divisualisasikan dalam banyak cara dan dalam berbagai tingkatan. Pada User Interface untuk website biasanya hal ini ditampilkan sebagai HTML & CSS.

Fungsi User Interface (UI)

User Interface merupakan pillar bagi sebagian besar perkembangan teknologi yang ada. Tanpanya, teknologi tersebut akan sulit digunakan atau tidak nyaman dipakai bagi mereka yang masih awam teknologi. User Interface berperan sebagai penghubung yang memudahkan penggunanya agar dapat menjalankan suatu program, aplikasi, maupun mengunjungi website.

Peran terbesar User Interface didominasi oleh penerapan Graphic User Interface (GUI) di berbagai program maupun aplikasi smartphone. Seperti yang kamu tahu, program maupun aplikasi yang ada di playstore semuanya dibangun dengan User Interface yang didasari Konsep desain User Experience (UX) yang baik.

Pengguna mereka kini bisa dengan mudah menjalankan program atau aplikasi tanpa harus repot-repot belajar ilmu komputer atau aplikasi. Karena mayoritas program yang dihadirkan memiliki aksesibilitas, bahasa, dan fitur yang mudah dipelajari serta digunakan.

Pada aplikasi smartphone, pengguna banyak berinteraksi dengan program-program di dalamnya dengan memasukkan perintah dalam bentuk teks maupun grafis. User interface pada smartphone cenderung dituntut lebih sederhana dan mudah mengerti dibanding user interface pada perangkat yang lebih besar seperti komputer.

Tujuan akhir dari sebuah UI adalah untuk menjamin kemudahan penggunaan, aksesibilitas fitur, dan User Experience yang memuaskan. Dengan kata lain, UI yang efektif memudahkan pengguna menikmati semua fitur dan fungsi yang ditawarkan oleh sebuah produk digital.

Komponen Pembentuk User Interface (UI)

Semua elemen dalam cakupan UI bisa dikategorikan dalam 4 komponen dasar meliputi:

  • Tata letak : penempatan atau pengaturan posisi semua elemen grafis. UI yang baik pada dasarnya bersifat sederhana, dalam arti elemen grafis – terutama untuk navigasi dan akses fitur – harus tertata dengan baik sehingga mudah dilihat dan digunakan. Pengguna bisa dengan cepat memahami pilihan fungsi yang ada.
  • Warna : pilihan warna memiliki pengaruh besar dalam desain antarmuka pengguna. Penggunaan warna yang berbeda untuk setiap tombol dan ikon memudahkan pengguna menemukan fitur yang dicari dan ingin digunakan. Secara umum, prinsip utama adalah menggunakan skema warna yang sesuai dengan jenis alat/aplikasi dan simbol atau logo perusahaan.
  • Tipografi : penggunaan jenis huruf yang tepat juga sangat penting karena elemen ini berperan dalam menentukan tingkat keterbacaan. Huruf atau teks di situs online, aplikasi, game, atau alat digital tidak hanya harus mudah dibaca tapi juga enak dilihat dan unik.
  • Grafik : elemen visual terutama gambar dan ikon bisa menjadi poin utama. Sebuah logo perusahaan harus memberi fungsi representatif pada model bisnis atau industri yang digeluti perusahaan tersebut. 

Pemilihan Elemen dalam Desain User Interface

Pengguna mengharapkan interface yang berfungsi dan berperilaku dengan cara tertentu. Saat mendesain UI, direkomendasikan agar interfacenya dirancang agar dapat diprediksi, ringkas, dan tetap konsisten pada desainnya. Hal Ini meningkatkan efisiensi dalam menyelesaikan tugas dan pada akhirnya meningkatkan kepuasan pengguna. 

Elemen dalam User Interface meliputi penggunaan :

  • Kontrol input seperti tombol, toogles, dan checkbox
  • Sistem navigasi misalnya slider, kolom search, ikon, dan lain-lain.
  • Sistem informasi seperti tooltips, notifikasi, kotak pesan, dan progress bar
  • Elemen Call to Action (CTA).

Sumber:digimind.id



Prinsip Desain Grafis

 


prinsip desain grafis

 

1. Kesatuan (Unity)

Kesatuan (unity) dalam desain grafis berarti kohesi, konsistensi, keutuhan, dan keselarasan semua unsur desain. Dengan memperhatikan prinsip kesatuan, karya yang kita buat bisa lebih padu dan menghasilkan tema yang kuat. Contohnya, saat memilih tone warna pada desain, kamu bisa menggunakan color palette supaya nggak ada warna yang saling bertabrakan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan jenis font yang sama atau setipe jika desain kamu banyak mengandung teks.  

2. Keseimbangan (Balance)

Nah, dalam desain, selain semua unsurnya harus saling menyatu, kita juga perlu memperhatikan masing-masing komposisinya. Untuk itu, perlu adanya prinsip keseimbangan. Dengan menerapkan prinsip keseimbangan, desain yang kita buat akan memiliki estetika yang baik dan lebih komunikatif. Ada dua pendekatan dalam prinsip keseimbangan desain grafis, yaitu keseimbangan simetris ,asimetris, sederajat dan radial.

prinsip keseimbangan

 

3. Proporsi (Proportion)

Secara matematis, proporsi merupakan perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dalam desain, proporsi digunakan sebagai skala untuk membandingkan tiap-tiap unsur. Misalnya nih, kamu ingin membuat desain poster film. Maka, bagian yang ingin kamu tonjolkan ke audiens adalah gambar dan judul film. Jadi, porsi kedua unsur tersebut tentunya akan lebih besar dibanding yang lain. 

4. Penekanan (Emphasis)

Penekanan adalah cara untuk menentukan bagian mana yang menjadi prioritas dalam desain yang kamu buat. Biasanya, bagian ini merupakan informasi atau kesan yang ingin kita sampaikan ke audiens. Nah, penekanan dan proporsi tentunya saling keterkaitan, ya. Unsur-unsur yang menurutmu menjadi prioritas pasti akan memiliki proporsi yang lebih besar daripada unsur yang lain. Jenis penekanan dalam desain grafis ada 3, yaitu:

1. Hierarki, yaitu ditentukan berdasarkan urutan atau susunan.
2. Skala dan proporsi, yaitu menonjolkan informasi utama dengan ukuran font yang lebih besar atau memakan space desain yang lebih banyak.
3. Kontras, yaitu menempatkan dua unsur desain yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya dalam satu frame desain.

5. Irama (Rhythm)

Irama dalam desain grafis adalah pengulangan atau variasi pada unsur-unsur desain. Irama bisa dihasilkan dari pengulangan unsur-unsur yang sama dengan cara yang konsisten, atau unsur-unsur yang berbeda (dari segi bentuk, ukuran, posisi, atau unsur) tapi membentuk pola berirama. Oleh karena itu, irama dapat membuat pandangan audiens bergerak dari satu pola ke pola yang lainnya, sehingga tercipta aliran pandangan saat melihat desain yang kamu buat.

irama dalam desain grafis

Nah, itulah unsur-unsur dan prinsip dasar dalam desain grafis yang harus kamu pahami dengan baik. Semoga, setelah mempelajari materi ini, kamu jadi semakin mahir lagi ya dalam membuat desain. Balik lagi ke definisi awal, desain grafis itu bukan cuma sekedar karya, tapi media penyalur informasi juga. Jadi, jangan sampai inti yang ingin kita sampaikan nggak tersalurkan dengan baik karena desain yang kita buat kurang memperhatikan prinsip desain di atas.


Sumber: Ruangguru.com

Kamis, 29 Juli 2021

Unsur unsur Desain Grafis

 Desain grafis adalah bentuk komunikasi visual yang memanfaatkan elemen grafis, seperti gambar, teks, warna, dan sebagainya untuk menyampaikan informasi secara efektif. Contoh penerapan desain grafis selain pada kemasan produk, di antaranya poster, papan iklan, brosur, dan masih banyak lagi.

Webp.net-gifmaker-1

Nah, kalo kamu amati beberapa contoh desain grafis di atas, keempatnya punya kombinasi warna, gambar, dan tulisan yang selaras dan saling menyatu, ya. Jadi, terlihat sangat menarik untuk dilihat. 

Kamu perlu tau, dalam membuat desain, kita nggak bisa asal. Kita perlu memikirkan perpaduan warna yang pas, ukuran gambar, tulisan, proporsi, dan sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari dasar-dasar desain grafis.

Ada dua hal yang menjadi dasar desain grafis, yaitu unsur-unsur dan prinsip. Kita akan bahas keduanya secara rinci di artikel ini. So, baca sampai habis, ya!

 

Unsur-unsur Desain Grafis

Terdapat 9 macam unsur desain grafis, di antaranya titik, garis, bidang, ilustrasi, tipografi, warna, gelap terang, tekstur, dan ruang. Di artikel ini, kita akan bahas 6 unsurnya aja, ya. Nah, kalo kamu mau tau penjelasan lebih lengkapnya, bisa cekicek di aplikasi ruangbelajar!

unsur-unsur desain grafis

1. Titik

Titik adalah suatu bentuk kecil yang nggak mempunyai dimensi. Umumnya, titik berbentuk bundaran sederhana, mampat, nggak bersudut, dan tanpa arah. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu. Titik dapat membentuk wujud jika didukung dengan gerak, sinar, dan warna. Titik yang digerakkan bisa memberi kesan adanya garis, tampilnya sinar dalam titik memberikan kesan adanya pancaran, dan tampilnya titik-titik berwarna yang ditempatkan saling berdekatan memberi kesan seolah-olah ada warna lain, atau memberi kesan adanya warna baru.

2. Garis

Garis adalah gabungan beberapa unsur titik yang saling sejajar, sehingga membentuk satu kesatuan. Unsur garis akan selalu ada di setiap desain. Bisa berbentuk garis panjang, pendek, lurus, melengkung, tebal, tipis, putus-putus, dan lain sebagainya. Setiap bentuk garis akan menciptakan kesan yang berbeda-beda. Misalnya, garis tebal akan menimbulkan kesan yang tegas, sedangkan garis tipis atau lengkung terkesan lebih luwes dan dinamis. Garis pada desain berfungsi untuk membuat keteraturan, memperjelas poin tertentu, dan dapat diaplikasikan dalam pembuatan bagan atau grafik.

macam-macam garis

 

Baca juga: Konsep Desain pada Toko dalam Pemasaran

3. Bidang

Bidang merupakan garis yang ujungnya saling bertemu dan membuat area tertutup. Unsur yang satu ini juga sering digunakan dalam desain. Bidang menempati ruang dua dimensi atau dwimatra, yaitu hanya memiliki dua ukuran (panjang dan lebar). Penggunaan unsur bidang dalam desain grafis nggak hanya untuk mendefinisikan sebuah objek aja, tapi juga menambah daya tarik layout, serta membantu mengkomunikasikan ide desainer kepada audiens.

macam-macam bidang

 

4. Warna

Warna merupakan unsur yang nggak kalah penting dalam desain grafis. Warna dapat memberi makna dan tema pada sebuah desain. Unsur ini terbagi dalam dua kategori, yaitu warna yang timbul karena sinar (RGB) dan warna yang dibuat dari unsur tinta (CMYK). Nah, untuk mendapatkan hasil karya yang menarik, pemilihan warna nggak boleh asal. Biasanya, desainer akan membuat color palette atau sekumpulan warna yang dipadukan, sehingga menghasilkan kombinasi warna yang unik dan menarik. Selain itu, ukuran pemberian warna juga harus sesuai takaran, ya. Pemberian warna yang terlalu banyak (variatif) pada desain justru akan terkesan norak.

kategori warna

 

5. Tekstur

Tekstur merupakan visualisasi dari permukaan suatu objek yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Contohnya, corak dari suatu permukaan benda. Ada yang halus, kasar, lembut, licin, berpori, mengkilap, dan sebagainya. Penggunaan tekstur dapat menambah dimensi dan memperkaya sebuah layout, sehingga objek jadi lebih hidup. Selain itu, tekstur juga bisa membawa audiens supaya lebih mendapatkan feel (rasa) atau emosi tertentu dalam sebuah desain. Tekstur bisa dibedakan menjadi 2, yaitu tekstur tekstur visual dan tekstur taktil.

  • Tekstur visual adalah tekstur yang bisa dirasakan langsung oleh penglihatan. 
  • Tekstur taktil adalah tekstur yang bisa dirasakan dengan penglihatan dan perabaan.

6. Ruang

Saat membuat desain, mungkin kamu ingin memasukkan berbagai macam objek agar terlihat lebih kaya dan menarik. Namun, terkadang objek yang terlalu banyak dan menumpuk akan membuat mata audiens menjadi jenuh. Oleh karena itulah, unsur ruang dibutuhkan. Ruang merupakan jarak antara unsur-unsur desain grafis, seperti objek, background, dan teks. Tanpa adanya ruang, kita akan sulit untuk mencerna informasi yang ingin disampaikan.

aplikasi ruang pada desain

Nah, sekarang kamu sudah tau kan macam-macam unsur pada desain grafis. Selanjutnya, kita akan bahas cara mengatur unsur-unsur tersebut supaya menghasilkan karya yang bagus dan menarik jika dipandang mata, 


Sumber Ruangguru. Com



Dasar membuat dokumen HTML

 

HTML Basic

Segala template HTML di dunia memiliki bentuk dasar, yaitu HTML Basic. Apa saja yang pasti ada dalam coding HTML Basic? Kami akan membedahnya satu per satu.

<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
  <title>Title of the document</title>
</head>
<body>
  <h1>Heading</h1>
  <p>Paragraf.</p>
</body>
</html>

Pertama, dokumen HTML harus diawali dengan <!DOCTYPE html>. Fungsinya sebagai deklarasi sehingga browser tahu dokumen ditulis dalam HTML.

Berikutnya, ada tag <html>. Tag ini akan menampung seluruh tag HTML dari awal hingga penutupan, yaitu </html>.

Setelah <html>, masuk ke tag <head>. Seperti namanya, tag ini berisi coding HTML untuk membuat kepala dokumen. Hasilnya akan terlihat sebagai judul pada tab browser Anda.

Lalu, tibalah Anda ke tag <body>. Coding HTML ini memuat inti dokumen HTML Anda, yaitu isian website.

Di akhir, jangan lupa tutup dokumen HTML dengan tag penutup yang sesuai (</html>, </body>, dll).

2. Heading

Heading adalah judul hingga sub-judul yang ada di dalam website. Fungsinya, untuk memetakan info dari umum ke khusus.

Selain memudahkan visitor menangkap inti informasi, heading juga mendongkrak SEO website.

Alasannya, Google jadi lebih paham struktur dan konteks artikel, deskripsi produk, ataupun media teks lainnya pada website.

Berikut contoh HTML untuk berbagai macam heading.

<h1> Heading 1 <h1>
<h2> Heading 2 <h2>
<h3> Heading 3 <h3>
<h4> Heading 4 <h4>

Makin spesifik info dan pemilihan sub-judulnya, makin kecil juga ukuran heading. Tentunya dengan coding HTML tag heading, Anda tak perlu repot-repot format ukuran heading secara manual. Praktis, bukan?

hasil coding html untuk membuat heading

3. Paragraf

Nah, contoh HTML berikutnya yaitu membuat paragraf.

Paragraf itu penting. Sekarang, bayangkan Anda membaca artikel website yang tidak punya paragraf. Setiap ide pokok terlihat samar dan melelahkan mata gara-gara tak punya jeda.

Contoh tulisan tanpa paragraf

Karena itu, setiap paragraf perlu dipisah. Nah untuk membuat paragraf dengan coding HTML, gunakan saja tag P.

<p>text</p>

Setelah itu, paragraf baru akan muncul menjadi baris baru. Alhasil, tulisan jadi lebih enak dibaca dan rapi, bukan?

Contoh tampilan paragraf

HTML



HTML adalah singkatan dari Hypertext Markup Language. HTML memungkinkan seorang user untuk membuat dan menyusun bagian paragraf, heading, link atau tautan, dan blockquote untuk halaman web dan aplikasi.

HTML bukanlah bahasa pemrograman, dan itu berarti HTML tidak punya kemampuan untuk membuat fungsionalitas yang dinamis. Sebagai gantinya, HTML memungkinkan user untuk mengorganisir dan memformat dokumen, sama seperti Microsoft Word.

Ketika bekerja dengan HTML, Anda menggunakan struktur kode yang sederhana (tag dan attribute) untuk mark up halaman website. Misalnya, Anda membuat sebuah paragraf dengan menempatkan enclosed text di antara tag pembuka <p>  dan tag penutup </p>.

<p>This is how you add a paragraph in HTML.</p>
<p>You can have more than one!</p>

Kesimpulannya, pengertian HTML sebagai bahasa mark up sangatlah mudah untuk dipahami bahkan bagi webmaster pemula di bidang web development sekalipun.


Sejarah HTML

HTML dibuat oleh Tim Berners-Lee, seorang ahli fisika di lembaga penelitian CERN yang berlokasi di Swiss. Dia memiliki ide tentang sistem hypertext yang berbasis internet.

Hypertext merujuk pada teks yang memuat referensi (link) ke teks lain yang bisa diakses langsung oleh viewer. Tim merilis versi pertama HTML pada tahun 1991, dan di dalamnya terdiri atas 18 HTML tag. Sejak saat itu, setiap kali bahasa HTML merilis versi teranyarnya, selalu ada tag dan attribute (tag modifier) terbaru.

Berdasarkan HTML Element Reference milik Mozilla Developer Network, untuk saat ini, ada 140 HTL tag meskipun sebagiannya sudah usang (tidak lagi didukung oleh versi terbaru browser).

Berkat popularitasnya yang terus meningkat, HTML kini dianggap sebagai web standard yang resmi. Spesifikasi HTML di-maintain dan dikembangkan oleh World Wide Web Consortiumm (W3C). 

Cara Kerja HTML?

Dokumen HTML adalah file yang diakhiri dengan ekstensi .html atau .htmEkstensi file ini bisa dilihat dengan mengunakan web browser apa pun (seperti Google Chrome, Safari, atau Mozila Firefox). Browser tersebut membaca file HTML dan me-render kontennya sehingga user internet bisa melihat dan membacanya.

Biasanya, rata-rata situs web menyertakan sejumlah halaman HTML yang berbeda-beda. Contohnya, beranda utama, halaman ‘tentang kami’, halaman kontak yang semuanya memiliki dokumen HTML terpisah.

Masing-masing halaman HTML terdiri atas seperangkat tags (bisa disebut juga elements), yang mengacu pada building block halaman website. Tag tersebut membuat hirarki yang menyusun konten hingga menjadi bagian, paragraf, heading, dan block konten lainnya.

Sebagian besar element HTML memiliki tag pembuka dan penutup yang menggunakan syntax <tag></tag>.

Kelebihan dan Kekurangan HTML

Sama seperti hal teknis lainnya dalam dunia web, HTML juga punya kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan:

  • Bahasa yang digunakan secara luas dan memiliki banyak sumber serta komunitas yang besar.
  • Dijalankan secara alami di setiap web browser.
  • Memiliki learning curve yang mudah.
  • Open-source dan sepenuhnya gratis.
  • Bahasa markup yang rapi dan konsisten.
  • Standard web yang resmi di-maintain oleh World Wide Web Consortium (W3C).
  • Mudah diintegrasikan dengan bahasa backend, seperti PHP dan Node.js.

Kekurangan:

  • Paling sering digunakan untuk halaman web statis. Untuk fitur dinamis, Anda bisa menggunakan JavaScript atau bahasa backend, seperti PHP.
  • HTML tidak memungkinkan user untuk menjalankan logic. Alhasil, semua halaman web harus dibuat terpisah meskipun menggunakan elemen yang sama, seperti header dan footer.
  • Fitur-fitur baru tidak bisa digunakan secara cepat di sebagian browser.
  • Terkadang perilaku browser susah untuk diprediksi (misalnya, browser lama tidak selalu bisa render tag yang lebih baru).

Bagaimana Hubungan Antara HTML, CSS, dan JavaScript?

Meskipun dinyatakan sebagai bahasa mark up yang powerful, HTML tidak sepenuhnya bisa membuat website yang profesional dan responsif. HTML hanya bisa digunakan untuk menambah elemen dan membuat struktur konten.

Namun di satu sisi, HTML bisa bekerja secara maksimal dengan dua bahasa frontend: CSS (Cascading Style Sheets) dan JavaScript. Jika digabungkan, kedua bahasa frontend ini bisa meningkatkan pengalaman user dan mengaktifkan fungsi yang lebih canggih.

  • CSS erat kaitannya dengan styling, seperti background, warna, layout, spacing, dan animiasi.
  • JavaScript memungkinkan Anda menambahkan fungsionalitas yang dinamis, seperti slider, pop-up, dan galeri foto.

Kira-kira gambaran sederhana perbedaan HTML dan CSS dan JavaScript seperti ini: HTML adalah orang yang tidak memakai satu helai benang pun, CSS adalah bajunya, dan JavaScript adalah aktivitas dan sikapnya.

Jadi… Apa Itu HTML?

HTML adalah bahasa mark up web yang utama dan dijalankan secara alami di setiap browser serta di-maintain oleh World Wide Web Consortium.

Berdasarkan cara kerja HTML, Anda bisa menggunakannya untuk membuat struktur konten pada website dan aplikasi web (dengan memakai coding HTML sederhana). HTML merupakan level terbawah dari teknologi frontend dan berfungsi sebagai dasar styling yang bisa Anda tambahkan dengan CSS dan fungsionalitas yang dapat dijalakan menggunakan JavaScript.



Selasa, 27 Juli 2021

FOTOGRAFI

 Fotografi sebagai media berekspresi dan komunikasi yang kuat menawarkan berbagai persepsi, interpretasi, dan eksekusi yang tak terbatas.

Pengertian fotografi yang satu ini tidak dapat disangkal, karena pada kenyataannya fotografi memang bagian dari cabang seni rupa yang paling muda.

Fotografi merupakan sebuah seni observasi.

Elliot Erwitt

Hal tersebut menyangkut tentang bagaimana menemukan sesuatu yang menyenangkan di tempat yang biasa.

Maka dalam pengertian yang satu ini, ketelitian untuk mencari dan menemukan melihat suatu objek menjadi kunci dari seni fotografi itu sendiri.

Pada dasarnya fotografi adalah kombinasi antara imajinasi dengan desain visual, keterampilan, dan kemampuan pengorganisasian praktis.

Michael Langford

Jadi, bukan hanya menangkap gambar semata, namun juga “menata” objek-objek yang ada di dalamnya agar bisa mencapai nilai estetik yang baru.

Secara garis besar, pengertian fotografi yang di jelaskan oleh ahli diatas adalah:

Suatu proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.

Prinsip dari fotografi itu sendiri adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya.

Nah, medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan yang identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (lensa).

Dari banyaknya foto yang pernah dilihat, apakah Anda dapat menyadari bahwa di setiap foto memiliki fokus yang berbeda-beda?

Perbedaan fokus itulah yang membuat seni fotografi ini memiliki banyak jenis di dalamnya.

Selain memahami teori ini, kamu juga perlu mempelajari teori dasar teknik fotografi. Agar instingmu makin terlatih.

Sejarah Fotografi

Berbicara mengenai sejarah fotografi, fotografi mulai ada jauh sebelum Masehi tepatnya pada abad ke-5 sebelum Masehi (SM).

Camera obscura

Bermula pada saat itu ada seorang pria yang bernama Moti mengamati suatu gejala yang dinamakan fenomena camera obscura.

Dimana dalam fenomena tersebut menunjukkan gejala jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi.

camera obscura

Beberapa abad kemudian setelah ditemukannya fenomena itu oleh Moti, fenomena ini kemudian banyak disadari dan dikagumi banyak tokoh lain seperti Aristoteles di abad ke-3 SM.

Penemuan alat

Kemudian di abad ke-10 SM seorang ilmuan Arab bernama Ibnu Haitam (Al Hazen) berusaha untuk menangkap fenomena ini ke dalam suatu alat.

Hingga pada tahun 1558, Giambattista Della Porta yakni seorang ilmuwan asal Italia menyebut “camera obscura” pada sebuah kotak yang berfungsi untuk membantu pelukis menangkap bayangan gambar.

Berbagai penelitian dilakukan untuk perkembangan fotografi. Hingga pada tahun 1824, Joseph-Nichephore Niecpe (1765-1833) yakni seorang seniman lithography asal Perancis berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur.

Hal tersebut didapatkan melalui proses meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal selama delapan jam.

Sejak saat itu ia melanjutkan penelitiannya hingga pada tahun 1826 dimana tahun ini merupakan sejarah awal fotografi yang sebenarnya.

Foto yang dihasilkan pada percobaan saat itu sampai saat ini masih ada dan disimpan dengan baik di University of Texas di Austin, Amerika Serikat.

Foto pertama

Tidak sampai disitu, penelitian untuk perkembangan fotografi masih terus berlanjut hingga tahun 1839.

Pada tanggal 19 Agustus 1839, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) yakni seorang desainer panggung opera sekaligus pelukis dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya.

Ia menemumukan proses yang kemudian disebut dengan daguerreotype.

Yakni sebuah proses yang ditemukan melalui peristiwa dimana sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon).

Boulevard du Temple by Daguerre

Untuk menciptakan gambar yang permanen, pelat harus dicuci menggunakan larutan garam dapur dan air suling.

Awalnya penemuan tersebut ingin dipatenkan oleh Daguerre, namun pemerintah Perancis menyarankan untuk mempublikasikan dan atau membagikan temuan tersebut ke seluruh dunia secara cuma-cuma.

Lahirnya fotografi

Pada tahun 1839 atau abad ke-19 di Perancis diresmikan sebagai tahun awal lahirnya fotografi.

Fotografi diresmikan sebagai sebuah terobosan teknologi baru  yang menghasilkan sebuah rekaman dua dimensi seperti yang terlihat oleh indera penglihatan serta dapat dibuat secara permanen