Minggu, 01 Agustus 2021

Animasi 2 Dimensi

 

Konsep Dasar Prinsip Animasi 2D

Frame

Frame adalah suatu gambar tetap / still pada film animasi, frame berlaku pada aplikasi-aplikasi pembuat animasi, untuk membuat suatu pergerakan pada animasi, dibutuhkan keyframe yang diaplikasikan pada frame. Frame sebagai penanda setiap gambar dan sebagai durasi atau waktu, setiap detiknya terkadang berisi 24 frame, 25, 30, dan seterusnya. Itu dinamakan Fps (Frame per second).

Shot

Setiap satu posisi kamera, itu berarti satu shot. Jadi, shot adalah suatu penentu adegan dan perpindahan posisi kamera. Untuk proses awal, shot ditentukan pada saat pembuatan storyboard, dan pada saat proses animasi, storyboard menjadi panduan untuk setiap shot yang digunakan. Shot pun menentukan jumlah karakter yang masuk kedalam suatu frame. Terdapat beberapa shot yang harus kamu ketahui, diantaranya:


  • Single Shot: Berarti kamu hanya memiliki satu karakter didalam satu shot.
  • 2 Shot: Berarti kamu memiliki dua karakter didalam satu shot.
  • 3 Shot: Berarti kamu memiliki tiga karakter didalam satu shot.
  • 4 Shot: Berarti kamu memiliki empat karakter didalam satu shot.


Sekarang kita akan membahas jenis-jenis shot menurut view atau posisi kamera yang berbeda:


  • Frontal Shot: Shot yang diambil dari depan.
  • Side Shot: Shot yang diambil dari samping.
  • Rear Shot: Shot yang diambil dari belakang.

Membuat Animasi 2D Sederhana


Animasi 2D adalah proses penggabungan dan penambahan beberapa gambar yang digerakkan secara tradisional ataupun berbasis komputer. Disini kita akan mempelajari pembuatan animasi 2D berbasis komputer. Didalam setiap produksi film animasi, terdapat 3 tahap yang harus dilalui seperti tahap Pre-Production, Production, dan Post-Production. Ada beberapa proses yang terkandung didalam setiap tahap tersebut. Mari kita mulai untuk membahasnya lebih dalam lagi.

Tahap Pra Produksi Pembuatan Animasi 2@ (Pre-Production)

Tahap pre-production atau pra-produksi adalah akar dari keseluruhan proses pembuatan animasi 2D, didalam tahap ini, kalian diharuskan untuk menentukan ide, cerita, storyboard, dan desain. Kemantapan pra-produksi menentukan hasil akhir dari animasi 2D yang akan dibuat. Sekarang, kita akan membahas proses yang terkandung didalam tahap pra-produksi.

1. Ide (Ideas)

Pra-produksi adalah akar, dan ide adalah akar yang paling dasar atau tunggal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan apapun. Buat ide yang dapat membuat penonton berpikir bahwa animasi kita berbeda dengan animasi lain. Ide yang unik dan visioner dapat menentukan kepuasan penonton. Pikirkan pula tentang alasan kenapa kamu membuat animasi itu, dan untuk apa? Carilah inspirasi dari film-film favorit kalian. Kemas dengan gaya dan pemikiran sendiri, usahakan tetap didalam garis standar.

2. Cerita (Story)

Setelah memikirkan ide, kita harus memikirkan jalan cerita yang menarik. Dalam proses ini, dibutuhkan banyak pengalaman dalam menulis cerita, novel, dan lain-lain yang berhubungan dengan pembangunan cerita. Dengan keterbiasaan menulis, kita dapat memikirkan apa yang paling penting pada suatu tragedi dan membuatnya bergelombang. Selimuti cerita dengan emosi dan tujuan yang tepat. Buat penonton terombang-ambing dengan ceritamu sehingga mereka hanyut seakan-akan masuk kedalam cerita tersebut.

3. Storyboard

Storyboard dapat mewakili setiap scene yang tersedia pada keseluruhan film animasi dan menggambarkan suasana atau situasi dasar seperti pose karakter, posisi kamera, suara, dan dialog. Jika sudah membuat storyboard dasar, kita dapat juga membuat storyboard animatic atau bergerak agar dapat lebih memperjelas untuk berdiskusi bersama tim.

4. Desain (Design)

Rancanglah sketsa untuk kebutuhan produksi, seperti desain karakter dan objek lainnya. Lebih meningkat dari storyboard, desain harus dibuat lebih rinci.

pre-produksi sebelumnya.

Tahap produksi adalah inti dari keseluruhan proses, tahap ini sangat mempengaruhi visual dan kualitas gambar pada hasil akhir. Terdapat beberapa proses didalamnya seperti Perancangan Layout, R&D, Character, Texturing, Rigging, Animation, VFX, Lighting, dan Rendering.

1. Layout

Perancangan Layout adalah proses awal produksi, karena mengandung informasi visual yang berupa sketsa atau gambaran yang lebih detail tentang scene pada setiap animasi yang akan dibuat. Layout sangat diutamakan untuk background, dan digambar secara hitam putih juga lebih cenderung menggambarkan rancangan secara detail agar mempercepat proses animasi.

2. R&D

R&D atau Research and Development dibutuhkan untuk pengujian efektivitas produksi animasi yang bersifat analisis supaya dapat berfungsi di masyarakat luas. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna. Jadi, produksi animasi kita dapat dinikmati dan dimengerti oleh penonton. Tetapi proses ini tidak wajib dilakukan jika kalian sudah mengetahui dan menerapkan maksud dan alasan kenapa kalian membuat animasi tersebut.

3. Character

Pembuatan karakter tergantung pada 2 hal, keterampilan menggambar tangan atau secara digital (komputer). Jika kalian memiliki keahlian dalam menggambar manual dengan tangan, proses pembuatan karakter bahkan background akan sangat mempercepat proses pembuatan. Gambarlah karakter berupa sketsa diatas kertas, lalu scan dan impor kedalam komputer. Lakukan sedikit penyuntingan sketsa, kalian dapat juga menggambar ulang sketsa agar terlihat lebih rapi, dan nantinya dibutuhkan untuk rigging. Warnai karakter. Dan untuk penggambar digital, dibutuhkan imajinasi yang kuat agar dapat menggambar langsung pada komputer dengan dokumen blank tanpa jiplakan hasil gambar tangan manual.

4. Texturing

Untuk hasil yang lebih maksimal, penambahan tekstur pada setiap desain sangat direkomendasikan. Pada dasarnya, setiap desain harus memiliki warna, dan tekstur adalah pelengkapnya. Misalkan, kita sudah mempunyai gambar baju dengan warna merah, alangkah baiknya jika baju tersebut kita tambahkan tekstur kain agar terlihat lebih nyata.

5. Rigging

Pada animasi berbasis komputer, rigging sudah menjadi bagian penting dari proses pembuatan animasi. Berbeda dengan tradisional, yang hampir keseluruhannya membutuhkan keahlian dalam menggambar tangan. Rigging berguna untuk menambahkan tulang dan sendi pada karakter yang telah kita buat. Agar dapat kita gerakkan secara terpisah dan lebih praktis. Untuk pergerakkan, animator dapat mengatur keyframe sebagai poin perpindahan. Buatlah karakter dengan 3 sudut pandang yang berbeda, seperti sudut pandang dari depan, serong, dan samping.

6. Animation

Jika tahap diatas sudah dipersiapkan, langkah selanjutnya adalah melakukan animasi. Semua pergerakkan bergantung kepada storyboard, dimana setiap adegan sudah dicatat dengan jelas. Impor bahan-bahan yang dibutuhkan seperti background, karakter, juga komponen atau objek lainnya. Gerakkan setiap komponen dan jangan sampai keluar dari panduan storyboard yang sudah dibuat.

7. VFX

Penambahan VFX atau Visual Effects dibutuhkan untuk menghiasi animasi yang mengandung unsur elemen seperti api, air, asap, cahaya, dan masih banyak lagi. VFX cenderung diaplikasikan untuk kebutuhan yang tidak bisa dibuat dengan gambar ataupun animasi. Efek ini banyak dibuat pada software 3D.

8. Lighting

Pencahayaan dapat menghidupkan gambar yang flat atau datar, dan kuat dalam menggambar situasi agar lebih terasa oleh penonton. Pencahayaan dapat diatur dengan penambahan bayangan atau cahaya manual, atau dengan tool pencahayaan khusus pada aplikasi tertentu.

9. Rendering

Ini adalah proses yang mengakhiri tahap produksi, rendering berguna untuk mengubah atau menerbitkan project animasi pada software untuk mendapatkan hasil video dalam format file tertentu. Didalam proses ini, kalian dapat menentukan konversi, format, bit rate, resolusi, dan opsi lain sesuai kebutuhan.

Tahap Pasca Produksi Pembuatan Animasi 2D (Post Production)


Jika tahap produksi sudah berhasil dilewati, kali ini menuju ke tahap Paska Produksi sebagai akhir dari keseluruhan proses dasar pembuatan animasi 2D. Tahap pasca produksi merupakan proses finishing, tahap ini menugaskan kita untuk dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus. Tetapi jangan terlalu banyak menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan usahakan agar hasil akhir tetap didalam jalur atau tidak terlalu rumit untuk ditonton. Terdapat beberapa proses didalamnya seperti Compositing, Color Correcting, Dubbing / Musik / Sound Effects, dan Final Output.

1. Compositing

Compositing atau bisa juga disebut dengan proses penggabungan hasil render dari tahap produksi sebelumnya, proses ini sangatlah membutuhkan keterampilan dalam video editing. Kalian harus memotong cuplikan yang tidak dibutuhkan dan menggabungkan scene-scene yang terdapat didalam animasi yang sedang dibuat. Biasanya dalam proses ini, penambahan transisi video selalu diaplikasikan. Compositing sangat mempengaruhi durasi film beserta scene didalam nya.

2. Color Correcting

Bagaimanapun, warna adalah unsur penting dalam suatu gambar tetap ataupun gerak. Warna dapat menghidupkan bahkan menghasilkan aura tertentu. Maka dari itu, Color Correcting sangatlah penting dalam tahap Paksa Produksi. Proses ini dapat mengubah panorama film sesuai mood, kita bisa gunakan beberapa efek warna untuk diaplikasikan ke film animasi yang sedang kita buat. Diantaranya Color Corrector, Color Channel, RGB Settings, Hue/Saturation, dan lainnya.

3. Dubbing / Musik / Sound Effects

Beberapa produser, filmmaker, editor, ataupun animator memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses dubbing atau penambahan suara pada film mereka. Ada yang terbiasa dengan merekam atau menambahkan audio pada tahap Pra-Produksi, Produksi, bahkan Paska Produksi. Hal ini bebas dilakukan jika film yang kita kerjakan adalah film animasi.

Poin pertama, misalkan kita mempersiapkan audio pada saat Pra-Produksi, maka proses animasi (misal: animasi mulut) pada tahap Produksi akan mencontoh hasil dubbing dari tahap Pra-Produksi. Jika merekam atau menambahkan audio pada saat Produksi, proses pengaplikasian audio akan bersamaan dengan proses animasi.

Dan pada saat Paska Produksi, ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk merekam dan menambahkan audio. Saya selalu membuat animasi mulut, kedipan mata, dan objek lainnya terlebih dahulu pada tahap Produksi dan menggunakan imajinasi seakan-akan suara sudah terekam. Lalu, saya hafalkan suara yang sudah saya pikirkan pada saat proses animasi tersebut.

Setelah itu, pada tahap Pasca Produksi, saya mulai merekam dubbing atau audio lainnya dengan mencontoh animasi yang belum diisi suara. Apabila dialog tidak begitu panjang, kita tidak perlu mencontoh pergerakkan animasi tersebut. Jika proses rekaman sudah selesai, usahakan tambahkan audio setelah proses Compositing dan Color Correcting. Sesuaikan dengan animasi. Jangan lupa tambahkan musik atau sound effect nya juga. Alasan saya mengutamakan animasi lalu audio yaitu karena dapat memudahkan proses penyuntingan, jika animasi yang menyesuaikan audio, proses penyuntingan animasi akan lebih lama (apalagi dengan komputer seadanya). Berbeda dengan / jika audio yang menyesuaikan animasi, proses rekaman lebih ringan dan praktis daripada proses animasi itu sendiri.



9 komentar: