Senin, 23 Agustus 2021

Treatment (development)

 


Treatment adalah pengembangan jalan cerita dari sebuah sinopsis yang di dalamnya berisi plot secara detail namun cukup padat. Treatment bisa diartikan sebagai kerangka skenario yang tugasnya adalah membuat sketsa dari penataan konstruksi dramatik. Dalam bentuk sketsa ini kita akan mudah memindah-mindahkan letak urutan peristiwa agar benar-benar tepat.

Treatment merupakan deskripsi setiap adegan untuk menampilkan alur cerita atau uraian ringkas secara deskriptif, bukan tematis yang dikembangkan dari sinopsis, melainkan dengan bahasa visual tentang suatu episode cerita, atau ringkasan dari rangkaian suatu peristiwa. Artinya dalam membuat treatment bahasa yang digunakan adalah bahasa visual. Sehingga apa yang dibaca dapat memberikan gambaran mengenai apa yang akan dilihat. Dengan membaca treatment bentuk program yang akan dibuat sudah dapat dibayangkan.

Treatmen perlu dibuat, walaupun cerita berasal dari novel yang sudah terbentuk plot dan alur ceritanya. Dengan adanya treatment, analisis dapat dilakukan lebih tajam dan efisien. Pertimbangannya dilakukan melalui urutan adegan yang terdapat dalam naskah treatment, dapat berfungsi untuk:

a.       Menilai hubungan logis rangkaian adegan dalam alur cerita

b.      Menilai potensi tangga dramatik dari urutan adegan dalam alur cerita.

c.       Bahan utama menyusun skenario (Adegan adalah satuan peristiwa yang memuat motif dan tindakan manusia baik sendiri maupun dalam berinteraksi dengan manusia lain).

Dengan kata lain, treatment akan mendeskripsikan kejadian dalam susunan logis sesuai dengan urutan cerita. Melalui treatment dapat diikuti kejadian kejadian yang berlangsung, sehingga dapat diketahui plot cerita. Dari sinopsis yang sudah memberikan gambaran mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam cerita kelak, penulis mengembangkan kejadian-kejadian untuk mewujudkan cerita yang sudah memiliki struktur.

Dalam suatu treatment tidak perlu dituliskan percakapan tokoh. Kecuali jika penulis menganggap ada percakapan kunci yang sedemikian pentingnya, kalau tidak dicantumkan orang tidak bisa menangkap plot cerita misalnya, barulah perlu menuliskan dialog atau monolog tokoh-tokoh. Tetapi kalau masih bisa dihindari, lebih baik tidak menuliskan dialog, agar bisa berkonsentrasi memikirkan kejadian-kejadian melalui tindakan tokoh-tokoh cerita.

Dengan menguraikan secara berurutan tindakan-tindakan penting, untuk memperoleh gambaran mengenai kejadian yang dramatik. Jika penulis dapat mengimajinasikan tindakan-tindakan yang dapat ditangkap secara visual, maka pengwujudan dalam media televisi dan film kelak akan lebih gampang.

Sehingga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a.       Urutan dalam video sudah makin jelas

b.      Sudah kelihatan formatnya apakah dialog (bagaimana pokok dialognya) atau narasi (bagaimana pokok narasinya),

c.       Sudah dimulai adanya petunjuk-petunjuk teknis yang diperlukan.

Treatmen juga merupakan pembabakan. Sebuah film umumnya terdapat tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini.

-          Babak pertama sebagai pengenalan setting, tokoh, dan awal masalahnya.

-          Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah.

-          Babak ketiga sebagai penyelesaiannya.

Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari:

-          Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain.

-          Babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis).

-          Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada babak 1.

-          Babak 4: protagonis dan antagonis

-          Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah

-          Babak 6: protagonis salah mengambil jalan

-          Babak 7: protagonis mendapat pertolongan

-          Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi

-          Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya.

Naskah yang disebut treatment ini lebih berkembang daripada step-outline. Sudah lengkap dengan action pokok pelaku. Boleh dikatakan treatmen adalah kerangka lengkap skenario. Hanya tinggal menambah pemanis disana-sini dan dialog, maka sudah menjadi skenario.

Pada penulisan treatment harus pakai nomor. Yakni nomor kelompok adegan atau adegan-adegan disuatu tempat. Maka itu tiap nomor disertakan keterangan tempat maupun waktu. Uraian treatment berisi:

1.      Menggambarkan “kerangka skenario” lengkap tapi padat.

2.      Penuturan sudah mengacu pada urutan Tiga babak dan penataan dramatik.

3.      Uraiannya harus ringkas, komunikatif dan efektif, supaya tidak terlalu tebal.

4.      Nama orang dan tempat sudah fix, sebagaimana yang akan tampil dalam skenario.

Dengan pembuatan treatment, kita sudah bisa melakukan pemendekan atau pengembangan uraian sesuai dengan tuntutan cerita dan tuntutan penataan dramatik. Karena dengan dialognya yang panjang lebar dan sudah susah payah kita ciptakan, sulit melakukan perubahan dan juga kita merasa enggan.

Pada saat menulis treatment kita dengan leluasa merencanakan aksi pelaku yang membuat adegan menjadi betul-betul hidup, realistik dan menunjang kebutuhan cerita/dramatik.

Treatment pada dasarnya merupakan urutan isi/materi program yang akan  disajikan episode demi episode secara ringkas. Bahasa yang dipakai dalam  treatment sudah merupakan bahasa visual sehingga orang yang membacanya  akan dapat merasakan alur sajian seperti kita lihat pada monitor/layar.

4.           Tujuan Treatment


Dari sebuah treatmen orang bisa membayangkan apa saja yang akan terlihat di layar. Dengan kata lain treatmen adalah sebuah uraian mengenai segala urutan kejadian yang akan tampak di layar televisi/video. Uraian tersebut bersifat naratif tanpa menggunakan istilah teknis, seperti ketika seseorang menceritakan kembali pertunjukan yang baru saja dinikmati. Bila sudah berhasil menyusun treatmen maka dapat dikatakan bahwa pekerjaaan dalam menyususun skenario sudah setengah jalan.


10 komentar: